Jumat, 10 Juni 2011

Tulisan teman


Assalamu'alaikum wr wb

Saya tak menyangka, ternyata kakak kelas saya sewaktu smk ada yang begitu putis. Kata bukan sembarang kata, sebuah kalimat tentang cinta dalam sedut yang berbeda. Sudut seorang wanita muslim sejati, tak hiraukan ke-fana-an. Cinta lebih dari sekedar jasat, rupa ataupun materi. Akan tetapi lebih menatap "masa depan". Oke, langsung saja kita baca, let's read out !

-start-

Minggu, Oktober 10, 2010

Calon Suamiku

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Dear calon suamiku...

Apakabarnya imanmu hari ini? Sudahkah harimu ini diawali dengan syukur karena dapat mentap fananya hidup ini? Sudahkah air wudhu menyegarkan kembali ingatanmu atas manah yang saat ini tengah kau genggam?

Wahai Calon Suamiku...

Tahukah engkau betapa Allah SWT sangat mencintaiku dengan dahsyatnya? Disini aku ditempa untuk menjadi dewasa agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak. Meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi, namun kini kurakan diri ini lebih baik. Kadang aku bertanya-tanya kenapa Allah SWT selalu mengujiku tepat di hatiku. Bagian terapuh diriku, namun aku tahu jawabannya. Allah SWT tahu dimana tempat yang paling tepat agar aku senantiasa kembali mengingat-Nya, membali mencintai-Nya. Ujian demi ujian InsyaAllah membuatku menjadi lebih tangguh, sehingga saat kelak kita bertemu, kau bangga telah memiliki aku dihatimu, menenmani harimu.

Calon Suamiku...

Entah dimana dirimu sekarang, tapi aku yakin Allah SWT pun mencintai sebagaimana Dia mencintaiku. Aku yakin Dia kini tengah melatihmu menjadi mujahid yang tangguh hingga akupun bangga memilikimu kelak. Apa yang kuharapkan darimu adalah kesalihan. Semoga sama halnya dengan dirimu. Karena apabila kecantikan yang kau harapkan dariku, hanyalah kesia-siaan yang didapati. Aku masih haus akan ilmu. Namun bebekal ilmu yang ada saat ini, aku berharap dapat menjadi istri yang mendapat keridhoan Allah SWT dan dirimu, suamiku.

Wahai calon suamiku...

Saat aku masih menjadi asuhan ayah dan bundaku, tak lain doaku agar menjadi anak sholehah, agar kelak dapat menjadi tabungan keduanya di akhirat. Namun nanti setelah menjadi istrimu,aku berharap menjadi pendampingmu yang sholehah kelak di syurga, cukup aku yang menjadi bidadari mendampingimu. Aku Pencemburu berat. Tapi kalau Allah SWT dar Rasulallah lebih kau cintai dari pada aku, aku rela. Aku harap begitu pula dirimu.

Pernah suatu ketika aku membaca sebuah kisah, "Aku minta pada Allah SWT setangkai bunga segar, Dia memberiku kaktus berduri. Aku minta kepada Allah SWT hewan mungil nan cantik, Dia beri aku ulat bulu. Aku sempat kecewa dan protes, betapa tidak adilnya ini. Namun kemudian kaktus itu berbunya sangat indah sekali, dan ulat pun tumbuh dan berubah menjadi kupu-kupu yang teramat cantik. Itulah jalan Allah SWT, indah pada waktunya. Allah SWT tidak memberi yang kita minta, tapi Allah SWT memberi yang kita butuhkan". Aku yakin kaulah yang kubutuhkan, meski bukan seperti yang aku harapkan.

Calon suamiku yang di rahmari Allah SWT...

Apabila hanya sebuah gubuk menjadi perahu pernikahan kita, takkan kunamai dengan gubuk derita, karena itulah markas dakwah kita, dan akan menjadi indah ketika kita hiasi dengn cinta dan kasih sayang. Ketika kelak telah lahir generasi penerus dakwah Islam dari pernikahan kita, bantu aku untuk bersama mendidiknya, dengan harta yang halal, dengan ilmu yang bermanfaat, terutama dengan menanamkan pada diri mereka ketaatan kepada Allah SWT.

Bunga akan indah pada waktunya, yaitu ketika bermekaran menghiasi taman. Makan kini tengah kupersiapkan diri sebaik-baiknya, bersiap menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku. Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik, meski bukan umat yang terbaik, tapi setidaknya menjadi yang terbaik di sisimu kelak.

Calon suamiku..

Inilah sekilas harapan yang kuukirkan dalam rangkaian kata. Seperti kata orang, tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata-kata. Itulah yang kini kuhadapi. Kelak saat kita tengah bersama, maka disitulah kau akan memahami diriku, sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahamimu.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Diposkan oleh hesti octavia di 13:14:00

-end-

Seperti yang telah saya sebutkan di atas, benarkan, kata-kata yang begitu indah, menusuk sampai ke hati, mempertebal iman dan mengingatkan kita apa-apa yang telah dan belum kita perbuat untuk saudara, negara dan agama. Sebaris kata-kata indah yang mengandung berbagai makna dan tujuan. Menyayat hati dan iman. Kalau saya pikir, mungkin inilah yang setiap muslim butuhkan, sesosok bidadari dunia akhirat yang setia berjuang di jalan Allah SWT. Mencintai karena Allah SWT, dan hanya berharap kepada-Nya. Seandainya saja jodohku bidadari seperti dia, pasti kan bahagia dunia akhirat, Insyaallah! ah mungkinkah? Banyak sekali dosa yang ku perbuat, seakan-akan, setiap nafas yang ku hela hanya menambah dosa ku, ya Allah SWT yang maha pengampun, ampunilah dosa-dosa ku, dosa kedua orang tuaku, serta dosa saudaraku muslimin muslimat, amin.

Saya pikir cukup sekian, jika kesalahan-kesalahn saya perbuat, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan sudinya untuk menegur dan membenarkan.
Wassalamu'alaikum wr wb

Tidak ada komentar:

Aku...

Foto saya
Saya adalah seorang anak manusia